Jeler kecil (
Nemacheilus chrysolaimos) adalah sejenis
ikan air tawar bertubuh kecil, anggota suku
Balitoridae. Ikan yang hidup di
sungai-sungai kecil ini diketahui menyebar di
Jawa bagian barat.
Nama
spesiesnya berasal dari perkataan
Gerika:
chrysos (ψρυσός), yang berarti “emas”, dan
laimos (λαίμός), yang berarti “mulut”.
Ikan yang bertubuh kecil, gilig memanjang, panjang standar (tanpa lembar sirip ekor) hingga sekitar 50
mm. Batang ekor (
caudal peduncle) panjangnya sekitar 1,1 – 1,5 kali tingginya, tanpa sisik-sisik lancip di sekitar
gurat sisi.
Mata 18-26 kali lebih pendek daripada panjang standar. Terdapat 9 – 18
pita (belang) warna gelap tipis yang tidak teratur di sepanjang
tubuhnya. Kepala berwarna cokelat, dengan sebuah bintik gelap di antara kedua
mata dan dua bintik yang lain di tiap sisi fontanel; sisi bawah berwarna
keputihan.
Panjang kepala di sisi lateral berkisar antara 19,7 – 24,9% (rata-rata 22,0%) dibandingkan panjang standar (SL,
standard length).
Panjang kepala di sisi dorsal 16,2 – 20,3 (18,3) % SL. Tinggi kepala
(di atas mata) 8,3 – 12,5 (10,1) % SL. Tinggi badan (di awal sirip
dorsal) 13,9 – 21,6 (16,6) % SL. Tinggi batang ekor 10,2 – 13,1 (11,8) %
SL.
Mulutnya terletak di bawah moncong, melengkung seperti busur. Di
sekitar mulut terdapat tiga pasang sungut pendek. Pasangan sungut
moncong (
rostral barbels) yang sebelah dalam ujungnya mencapai tengah mata bagian bawah. Pasangan sungut moncong sebelah luar dan sungut rahang atas (
maxillary barbels) ujungnya dapat mencapai paruh kedua wilayah post-orbital di sisi kepala. Tonjolan di atas lubang hidung (
nares) bagian depan berupa
tabung pendek yang terpangkas miring.
Jari-jari sirip punggung (
dorsal) 4/8 (sederhana/bercabang); sirip
anal 3/5. Jari-jari sirip dada (
pectoral) 11-13; sirip perut (
ventral) 8; dan sirip ekor (
caudal) 9+8.
Ekologi
Hidup di sungai-sungai kecil yang jernih dan beraliran deras, dengan substrat berupa pasir atau batu kerikil. Mangsanya di antaranya adalah tempayak
lalat (Diptera) dan Trichoptera.
Jenis yang serupa
Uceng (
Nemacheilus fasciatus) memiliki pola warna dan bentuk tubuh yang serupa; beberapa penulis terdahulu (misalnya Weber dan Beaufort) memasukkan
N. chrysolaimos ke dalam jenis ini. Kedua jenis ini pun memiliki penyebaran
simpatrik (tumpang tindih) di beberapa sungai di Jawa Barat.
N. fasciatus dibedakan dari
N. chrysolaimos dari bentuk tonjolan di lubang hidungnya yang berupa katup (bukan tabung) terpotong;
panjang batang ekor yang 1,5 – 1,9 kali tingginya, dan pola warna yang
sedikit berbeda: 11-12 belang serupa sadel di atas punggung berseling
dengan 14-18 bercak di sepanjang gurat sisi. Panjang standar
N. fasciatus mencapai 74 mm.
Sumber : wikipedia